Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, mengajukan permohonan remisi khusus bagi 1.073 warga binaannya dalam rangka perayaan Idulfitri 1446 Hijriah. Saat ini, usulan tersebut tengah menjalani proses verifikasi di Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan RI. Kepala Lapas Kelas II A Lombok Barat, M. Fadli, menyatakan bahwa besaran remisi yang diajukan bervariasi, mulai dari 15 hari, 1 bulan, 1 bulan 15 hari, hingga 2 bulan.

Dari total 1.073 warga binaan yang diusulkan, sebanyak 181 orang berhak atas remisi 15 hari, 775 orang mendapatkan remisi 1 bulan, 101 orang menerima remisi 1 bulan 15 hari, dan 16 orang memperoleh pengurangan masa pidana selama 2 bulan. Selain itu, terdapat dua narapidana yang diusulkan mendapatkan remisi khusus kategori dua (RK II), yang berarti mereka akan langsung bebas setelah SK remisi diterbitkan.

Fadli menjelaskan bahwa pengajuan remisi ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 10 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan. Undang-undang tersebut menegaskan bahwa setiap narapidana berhak memperoleh remisi asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Seluruh proses pengajuan dilakukan melalui Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana (SPPN), yang mengharuskan setiap warga binaan diawasi oleh wali pemasyarakatan serta dinilai melalui asesmen risiko oleh asesor pemasyarakatan.

Adapun kriteria utama bagi warga binaan yang diajukan untuk remisi mencakup perubahan perilaku yang lebih baik selama masa pidana, keaktifan dalam program pembinaan, serta kelengkapan persyaratan administratif dan substansif. Surat keputusan mengenai remisi Idulfitri ini akan diumumkan paling lambat satu hari sebelum perayaan, dan penyerahannya akan dilakukan pada hari raya. Saat ini, usulan dari berbagai lapas dan rutan di Indonesia masih dalam proses verifikasi di Ditjen PAS.