Prabowo Instruksikan Menteri Perkuat Barisan, Apakah Ini Tanda Reshuffle? Simak Pendapat Para Ahli
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberi instruksi kepada para menterinya untuk mempererat barisan mereka. Apa yang menjadi latar belakang instruksi tersebut? Apakah ini berhubungan dengan kemungkinan reshuffle kabinet?
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, menilai bahwa arahan Prabowo berkaitan erat dengan tantangan yang datang dari luar negeri serta dinamika yang terjadi di dalam negeri. Menurutnya, kondisi tersebut membutuhkan kerjasama yang kuat di bawah kepemimpinan Prabowo.
“Utamanya, tantangan global yang kita hadapi memang memerlukan kekuatan politik yang solid dan satu komando untuk menghadapinya, mengingat situasi yang sering kali tidak dapat diprediksi,” ujarnya saat diwawancarai pada Selasa, 22 April 2025.
Isu yang berkembang di dalam negeri, seperti spekulasi tentang adanya ‘matahari kembar’ atau reshuffle kabinet, menurut Adi, mengharuskan para menteri untuk tetap bersatu dan solid meskipun ada berbagai rumor yang beredar.
“Mereka harus tetap menunjukkan kesatuan dan satu komando di bawah Presiden Prabowo Subianto, tanpa adanya pengaruh dari pihak lain. Hanya ada satu komando yang harus diikuti,” tegas Adi.
Diskursus mengenai situasi pemerintahan saat ini juga dipengaruhi oleh kedatangan beberapa menteri ke kediaman Presiden Joko Widodo (Jokowi). Narasi tersebut kemudian diikuti oleh pernyataan Cak Imin mengenai instruksi Prabowo agar para menteri mempererat barisan.
“Saya ingin memastikan tidak ada persepsi yang keliru terkait pemerintahan saat ini. Kabinet saat ini adalah kabinet yang solid dan hanya bekerja di bawah satu komando, yaitu Presiden Prabowo Subianto,” tambah Adi.
Penilaian serupa juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif Trias Politica Strategis, Agung Baskoro. Agung berpendapat bahwa Prabowo menginginkan kabinet yang solid agar para menteri tetap fokus dalam bekerja meskipun isu-isu internal, seperti pembelahan di kalangan pemerintahan, berkembang.
“Isu-isu ini muncul karena ada narasi tentang kesinambungan kepemimpinan yang menimbulkan anggapan adanya dua presiden, yang tentu saja dapat mempengaruhi kinerja para menteri,” jelas Agung.
Agung juga menambahkan bahwa arahan Prabowo merupakan pesan agar meskipun kinerja pemerintah belum maksimal, para menteri harus menjaga semangat kerja dan kekompakan. Jika hal ini tidak dijaga, Agung memperkirakan akan ada penurunan kinerja yang bisa mengarah pada reshuffle kabinet.
“Tanda-tanda tersebut sudah mulai terlihat setelah adanya perubahan tugas dari juru bicara Presiden ke Mensesneg. Perubahan ini memberi sinyal adanya kemungkinan reshuffle terbatas,” tambah Agung.