https://stickmaschinen.biz

Tragedi Pandu Brata: Dugaan Kekerasan Oknum Polisi di Asahan Memicu Sorotan

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumatera Utara tengah menyelidiki kematian seorang remaja di Asahan, Pandu Brata Syahputra (18), yang diduga menjadi korban penganiayaan oleh beberapa anggota kepolisian. Berdasarkan investigasi yang dilakukan sejak Sabtu (14/3), KontraS Sumut menemukan kesaksian warga yang menyatakan bahwa Pandu sempat dianiaya oleh tiga anggota polisi. Salah satu saksi mengaku melihat mereka menendang bagian perut Pandu, sementara warga lainnya mendengar korban berteriak meminta ampun dan pertolongan. Dugaan tindakan kekerasan semakin kuat dengan adanya pernyataan dari Pandu sendiri kepada keluarganya sebelum meninggal bahwa ia mengalami sakit di bagian perut akibat perlakuan aparat.

Selain dugaan penganiayaan, KontraS juga menyoroti hasil tes urine Pandu yang dianggap janggal. Menurut saksi, tes pertama menunjukkan hasil negatif, namun tes kedua memberikan hasil yang samar. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai transparansi proses pemeriksaan. Sementara itu, Polda Sumut telah menugaskan Propam untuk mengusut kasus ini, dan beberapa personel yang terlibat telah diperiksa. Polres Asahan juga tengah melakukan rekonstruksi kejadian, dan telah ada penetapan tersangka, meskipun identitasnya belum diungkapkan ke publik.

Pandu diamankan oleh polisi pada Minggu (9/3) setelah diduga terlibat dalam aksi balap liar bersama sekitar 50 orang lainnya. Saat polisi membubarkan kerumunan, Pandu dan tiga temannya melaju dengan kecepatan tinggi menggunakan satu motor. Dalam kondisi tersebut, Pandu dikabarkan melompat dari motor hingga terjatuh dan mengalami luka di pelipisnya. Setelah dibawa ke kantor polisi dan menjalani pemeriksaan, ia kemudian dijemput oleh keluarganya. Namun, sehari setelahnya, pada Senin (10/3), Pandu menghembuskan napas terakhir usai menjalani perawatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *