Seorang ibu bernama Santi, yang juga dikenal sebagai Zahra (40), beserta putrinya, Nurul (3), menjadi korban meninggal dalam musibah banjir bandang yang melanda Kampung Gumelar, Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Keduanya sempat berteriak meminta pertolongan, tetapi derasnya arus membuat mereka tak bisa diselamatkan.

Dilaporkan oleh detikJabar, banjir terjadi akibat luapan Sungai Cipalabuhan yang menerjang RT 02 RW 03 Kampung Gumelar pada Kamis (6/3/2025). Saat itu, Santi dan anaknya masih berada di dalam rumah kontrakan mereka dan tidak sempat menyelamatkan diri.

Ibu dan anak tersebut berusaha bertahan menghadapi terjangan air. Namun, derasnya arus menyebabkan rumah mereka roboh dan terseret banjir bandang yang begitu ganas.

Bencana ini datang secara tiba-tiba. Sungai Cipalabuhan yang biasanya mengalir tenang, berubah menjadi arus deras yang menghancurkan segala yang dilewatinya, termasuk rumah kontrakan Santi dan Nurul.

Seorang warga bernama Andi Andriansyah yang sempat mencoba menolong menceritakan situasi mencekam saat itu. “Saat air mulai naik, dia berteriak meminta tolong. Tapi bagaimana? Kami semua juga sibuk menyelamatkan keluarga masing-masing,” ungkapnya.

Sebelum kejadian, warga sekitar telah menyarankan Santi untuk mengungsi. Namun, ia memilih bertahan, keputusan yang akhirnya membawanya bersama sang buah hati dalam derasnya banjir.

Beberapa saksi menyebut bahwa Santi dan putrinya sempat bertahan dengan memegangi jendela rumah mereka saat air terus meninggi. Namun, kekuatan air yang begitu besar akhirnya merobohkan bangunan dan menyeret mereka ke dalam arus.

“Saat banjir datang, air sudah tinggi seperti ombak di laut. Saya sudah naik ke lantai dua rumah, lalu tiba-tiba terdengar teriakan minta tolong. Saya tahu itu suara Santi. Saya juga mendengar anaknya menangis, tapi air sudah terlalu tinggi,” tutur Dina (59), salah satu tetangga korban.