Penyelidikan Kebakaran Glodok Plaza: 9 Saksi Diperiksa Polisi
Tragedi kebakaran yang melanda Gedung Glodok Plaza, Jakarta Barat, pada Rabu malam (15/1/2025) menyisakan duka mendalam. Hingga kini, Rumah Sakit Polri telah menerima delapan kantong jenazah korban, sementara 14 orang dilaporkan masih hilang.
Upaya Penyelidikan dan Pencarian Korban
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, menyampaikan bahwa pihak kepolisian telah memeriksa sembilan saksi untuk mengungkap penyebab kebakaran. Tim gabungan yang terdiri dari Polres Metro Jakarta Barat, Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya, BPBD DKI Jakarta, dan Tim DVI Pusdokes Polri masih bekerja keras di lokasi kejadian.
“Saat ini, sembilan saksi telah diperiksa oleh Polres Metro Jakarta Barat dengan asistensi dari Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya,” ujar Ade Ary pada konferensi pers, Senin (20/1/2025). Ia juga menambahkan bahwa proses pembersihan dan pencarian korban terus dilakukan, meskipun lokasi kejadian masih berbahaya.
Kerugian Ditaksir Capai Rp90 Miliar
Menurut BPBD DKI Jakarta, kebakaran yang melanda lantai 7, 8, dan 9 Glodok Plaza diperkirakan menyebabkan kerugian material hingga Rp90,9 miliar. “Kerugian ini masih dalam estimasi awal dan dapat bertambah seiring evaluasi lebih lanjut,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, Muhammad Yohan.
Daftar Korban yang Dilaporkan Hilang
Sebanyak 14 orang dilaporkan hilang oleh keluarga dan rekan mereka. Nama-nama tersebut antara lain Aulia Belinda (28), Deri Sauki (25), Osima Yukari (25), dan beberapa lainnya. Hingga kini, proses identifikasi jenazah yang ditemukan masih berlangsung di RS Polri Kramat Jati.
Dampak Kebakaran bagi Tenant
Sebanyak 650 tenant yang menempati Glodok Plaza terkena imbas dari kebakaran ini. Marketing Glodok Plaza, Angga Aditya, menyatakan bahwa seluruh aktivitas gedung dihentikan hingga waktu yang belum ditentukan.
“Kami meminta pengertian tenant dan penghuni. Lokasi masih berbahaya dengan plafon yang rapuh dan kondisi bangunan yang belum stabil,” jelas Angga. Pihak pengelola juga telah membuka posko informasi bagi tenant yang terdampak.
Sementara itu, beberapa tenant mulai beradaptasi dengan beroperasi secara daring atau memindahkan aktivitas mereka ke gudang di lokasi lain. “Kami masih menunggu hasil investigasi dan uji kelayakan gedung sebelum memberikan izin operasional kembali,” tambahnya.
Harapan untuk Penuntasan Kasus
Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan gedung dan penanganan darurat. Aparat dan pihak terkait diharapkan dapat segera menyelesaikan investigasi agar para korban mendapatkan keadilan dan tenant dapat kembali beraktivitas.